Larung Sesaji
Setiap Tahun, Laut Memanggil Kami Pulang
Di Desa Bululawang, ada satu hari di mana daratan dan lautan bersatu dalam doa. Hari di mana kami menumpahkan rasa syukur ke dalam ombak, menghanyutkan harapan, dan merayakan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Inilah Larung Sesaji, sebuah tradisi yang menjadi detak jantung komunitas kami. Saksikanlah kisahnya.
Apa itu Larung Sesaji?
Sebuah upacara adat di mana masyarakat pesisir mempersembahkan sesaji sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Di Desa Bululawang, sesaji berupa hasil bumi dilarung ke Laut Selatan di Pantai Pasur, sebagai wujud doa dan penghormatan kepada para leluhur.
Kapan Dilaksanakan?
Tradisi ini digelar setiap tanggal 1 Suro dalam kalender Jawa, bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Islam, menandai pergantian tahun yang sakral.


Sejarah: Dari Kesederhanaan Hingga Kemegahan
Tradisi Larung Sesaji di Desa Bululawang telah berkembang seiring waktu, mencerminkan perjalanan ekonomi dan spiritualitas masyarakat kami. Dahulu, sesaji atau ubarampe yang dipersembahkan sangatlah sederhana, seringkali hanya berupa telur ayam yang dibagikan sesuai jumlah warga. Hal ini merupakan cerminan tulus dari rasa syukur yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi saat itu.
Seiring membaiknya kesejahteraan, wujud syukur kami pun menjadi lebih besar. Persembahan berevolusi menjadi ayam, kambing, bahkan sapi atau kerbau yang lebih megah. Namun, esensinya tidak pernah berubah: sebuah ungkapan terima kasih yang mendalam kepada Tuhan, serta doa tulus agar seluruh warga diberi keselamatan, kesuksesan, dan hasil bumi yang melimpah.


Tujuh Simbol Kehidupan: Mengupas Makna di Balik Sesaji
Cok Bakal
Melambangkan dua hal: asal-usul manusia (Bebakalaning Manungsa) dan sebagai tanda terima kasih kepada para pendiri desa (Cikal Bakal).

Jenang Suro
Bubur yang dibuat dari biji-bijian sebagai wujud penghormatan dan cara menyambut datangnya bulan suci Muharram atau Suro.

Pisang Raja
Lambang keseimbangan hidup yang selalu berpasangan (siang-malam, suka-duka) dan sebagai simbol penghormatan tertinggi kepada para leluhur.

Janur (Daun Kelapa Muda)
Merupakan simbol dari "Nur Muhammad" atau cahaya suci yang dipercaya sebagai awal mula dari semua ciptaan, termasuk manusia.

Andong Puring
Sebuah ajakan untuk berdoa dengan sungguh-sungguh (andongoa) karena Tuhan pasti akan memberi (peparing) apa yang kita minta.

Waringin (Pohon Beringin)
Lambang kesuburan, dengan harapan agar tanaman tumbuh subur, hewan ternak sehat, dan semua kehidupan berkembang dengan baik.

Tebu
Merupakan lambang dari "Manteb ing Kalbu" atau kemantapan hati dan niat yang tulus saat memanjatkan doa.
Kearifan di Balik Tradisi
Mengapa Dilarung ke Laut?
Laut adalah tempat berkumpulnya semua air dari darat. Melarung sesaji ke laut dimaknai sebagai pengembalian semua unsur ke asalnya, dengan harapan agar doa dan rasa syukur kita dibalas dengan rezeki yang seluas dan sedalam lautan.
Fun Fact: Petik Laut
Selain pada tanggal 1 Suro, upacara serupa juga dapat dilaksanakan sebagai tradisi "Petik Laut", yaitu sebagai rasa syukur yang diadakan ketika hasil tangkapan ikan para nelayan sedang sangat melimpah.
Fun Fact: Panggilan Hati
Pemimpin adat Larung Sesaji tidak dipilih secara formal. Seseorang yang akan menggantikan pemimpin sebelumnya akan mendapatkan intuisi atau "panggilan dari dalam hati" untuk melanjutkan tugas mulia ini.
Gotong Royong Menjaga Warisan
Pelestarian Larung Sesaji adalah tanggung jawab bersama. Pada perayaan tahun ini, semangat itu terwujud nyata melalui kolaborasi antara masyarakat desa di bawah pimpinan Bapak Sumarmo dengan para mahasiswa KKN-PPM UGM. Keterlibatan generasi muda ini bukan hanya saat prosesi, tapi dimulai dari persiapan menghias gunungan, menjadi bagian dari kirab budaya, hingga mendokumentasikan setiap momen berharga. Semangat gotong royong ini memastikan bahwa nilai-nilai kebersamaan, spiritualitas, dan harmoni dengan alam akan terus hidup dan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Baca Artikel Lengkap
Baca kisah lengkap kolaborasi masyarakat dan mahasiswa dalam menjaga tradisi Larung Sesaji di Desa Bululawang.
Baca Selengkapnya